CARA MUDAH MERANCANG STORYBOARD UNTUK ANIMASI KEREN
MENGENAL STORY DAN TELLING
1. CERITA (STORY)
Konsep atau ide yang akan direalisasikan ke dalam sebuah cerita adalah hal yang penting dalam membuat storyboard. Konsep cerita biasanya berbentuk naskah dan dituangkan kedalam bentuk tulisan. Konsep cerita bersifat tidak terbatas dan muncul dalam bentuk ide-ide yang terkoordinasi dari imajinasi-imajinasi si pembuat cerita (penulis). Di dalam naskah, konsep cerita akan dideskripsikan secara jelas, sehingga mampu memberi informasi yang lengkap dan gamblang mengenai seluk beluk suatu cerita.
Menurut Kams Besar Bahasa Indonesia, cerita merupakan tuturan yang membentangkan terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian dan sebagainya). Cerita merupakan rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu kesatuan. Di dalamnya terdapat konflik antartokoh maupun konflik dari tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. Konflik antartokoh berhubugan dengan peristiwa yang dialami karakter dalam sebuah cerita, sedangkan latar berhubungan dengan tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Alur cerita juga dikenal sebagai plot sering bersinggungan dengan hal-hal yang menyangkut waktu serta urutan peristiwa dalam sebuah cerita. Dari definisi tersebut terdapat beberapa poin yang penting, yaitu peristiwa dan keterkaitannya dengan tokoh, latar dan alur. Hal-hal tersebut merupakan suatu kesatuan yang terjalin dalam sebuah cerita.
2. KARAKTERISTIK CERITA
Karakter dalam sebuah naskah adalah peristiwa itu sendiri. Persitiwa tersebut terbentuk dari hubungan antara tokoh, latar dan juga alur, sehingga menjdi suatu cerita yang menarik. Dalam hal ini penentuan tema dan gaya cerita sangat penting karena akan menentukan munculnya konflik sekaligus solusi sebagai akhir cerita. Berikut ini adalah karakterisitik dalam sebuah cerita, diantaranya :
A. Tema
Dalam sebah cerita, akan kita temukan konflik atau masalah dan juga peristiwa. Konflik peristiwa ini merupakan jiwa dari sebuah cerita. Jiwa dari cerita yang kemudian menjadi dasar pemikiran suatu cerita itulah yang disebut dengan tema. Tema cerita tidak memiliki batasan dalam jumlah. Tema tidak terkekang oleh suatu aturan dan hanya dibatasi oleh imajinasi dari si penulis. Tema tersebut dapat diangkat dari pengalaman pribadi, maupun pengalaman hidup orang lain. Macam-macam tema cerita antara lain, cinta, persahabatan, kehidupan sosial, kebudayaan, kehidupan sehari-hari maupun kematian
B. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku dalam sebuah cerita. Biasanya ditampilkan sebagai manusia, tapi tidak menutup kemungkinan ditampilkan sebagai individu lain, misalnya beda, binatang, alam, dan lingkungannya.
Ditinjau dari segi peranan atau tingkat pentingnya suatu tokoh dalam cerita, tokoh dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
- Tokoh Utama
- Tokoh Tambahan
Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, tokoh dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
- Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang memiliki perwatakan baik.
- Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang menyebabkan konflik sehingga sering disebut tokoh jahat.
- Tokoh Wirawan, yaitu tokoh yang bertugas untuk membantu karakter protagonis dalam menyelesaikan masalah atau konflik .
Ditinjau dari karakter perwatakannya, tokoh dalam sebuah cerita dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
- Tokoh Sederhana, adalah tokoh yang hanya memiliki 1 watak tertentu.
- Tokoh Bulat, adalah tokoh yang seluruh sifat wataknya diungkapkan.
Ditinjau dari kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan suatu tokoh dalam certa, tokoh dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
- Tokoh Statis, yaitu tokoh yang tidak mengalami perubahan watak
- tokoh berkembang, yaitu tokoh yang mengalami perubahan watak
Berdasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap sekelompok manusia dalam kehidupan nyata, tokoh dapat dikelompokkan menjadi :
- Tokoh Tipikal, yaitu tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaanya sebagai individu
- Tokoh Netral, yaitu tojoh yang bereksistensi dalam cerita itu sendiri.
C. Latar
Latar atau disebut juga sebagai setting cerita merupakan ruang dan waktu serta suasana lingkungan tempat cerita bergerak menyatu dengan alur ataupun temanya. Latar terdiri dari 2 unsur, yaitu ruang dan waktu. Latar ruang menjelaskan tentang tempat dimana peristiwa itu berlangsung. Latar waktu merupakan latar belakang yang berhubungan dengan waktu peristiwa itu berlangsung.
D. Alur
Alur atau sering disebut juga sebagai plot adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama, yang menggerakan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian. Dengan adanya alur cerita, jalinan peristiwa yang terjadi mampu menghasilkan efek tertentu untuk mengembangkan konflik dalam suatu cerita.
E. Gaya Cerita
Gaya cerita memberikan kontribusi terhadap terciptanya sebuah cerita yang menarik. Cerita yang menarik biasanya disisipkan unsur jenaka didalamnya. Gaya cerita sebenarnya tidak terlalu berpengaruh tema yang diangkat sebelumnya.
3. STORYTELLING
Storytelling dapat didefinisikan sebagai cara untuk menyampaikan suatu cerita atau pesan secara jitu. Jitu yang dimaksud berkaitan dengan haisl akhir dari penyampian cerita tersebut, yaitu orang yang menjadi target penyampaian sebuah cerita dapat mengetahui dan memahami isi cerita tersebut dengan jelas dari awal hingga akhir.
Storytelling bersifat naratif. Agar mampu menyampaikan pesan secara jelas kepada target, diperlukan suatu narasi yang tersusun berdasarkan urutan kejaidan yang terjadi. Storytelling sama halnya dengan berbicara tentang susunan alur cerita.
Salah satu perwujudan storytelling adalah dengan film animasi. Dalam film animasi, konsep cerita harus sangat diperhatikan. Dalam hal ini, kemapuan storytelling merupakan inti dari cerita yang hendak dibawakan. Animasi sendiri merupakan salah satu media visual. Tujuan dari animasi itu tidak lain adalah menyampaikan cerita yang divisualkan dalam bentuk kartun ataupun bentuk animasi lainnya
4. VISUAL STORYTELLING
Visual storytelling adalah penyampaian cerita dengan menggunakan media-media visual, media yang dapat dilihat menggunakan mata. Media visual yang paling umum digunakan adalan gambar. Gambar terdiri dari foto, lukisan, sketsa, dan lain-lain.
Visual storytelling berfungsi memberikan gambaran visual awal tentang suatu cerita. Melalui visual storytelling ini, suatu gambar seolah memiliki cara sendiri untuk ‘berbicara’ dan menyampaikan pesan suatu cerita. Maka dari itu, sering kita mendengar istilah ‘gambar yang berbicara’.
Ada dua jenis visual storytelling, yaitu single image storytelling dan photo sequence story telling.
Single Image Storytelling, merupakan visual storytelling yang hanya menggunakan satu gambar. Dapat dijumpai pada karya-karya lukisan atau biasa digunakan juga pada ilmu fotografi, misalnya foto still life. Memiliki kekuatan dalam cerita yang terkandung pada sebuah gambar. Lukisan atau foto yang memiliki kekuatan tersebut dapat dikatakan telah berhasil menyampaikan makna atau pesan kepada audience.
Contoh single image storytelling
Photo Sequence Storytelling, terdiri dari beberapa gambar yang disusun atau diurutkan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu alur cerita yang menarik. Storytelling ini sangat bergantung pada bentuk susunan atau rangkaian yang dibuat. Apabila susunan atau rangkaian gambar tersebut diubah dari rangkaian sebelumnya, maka cerita akan berubah dan hal itu akan berimbas pada proses penyampaian cerita. Contoh photo sequence storytelling dapt ditemukan dalam komik, cerita bergambar atau graphic novel. Jenis storytelling inilah yang menjadi dasar pembuatan storyboard dan animasi.
Daftar Pustaka :
Dhimas, Andreas. 2013. Cara Mudah Merancang Storyboard Untuk Animasi Keren. Yogyakarta : TAKA Publisher
sumber : dwisulistyaningrumblog.wordpress.com
No comments:
Post a Comment